Senin, 28 Februari 2011

Selasa, 28 Desember 2010

Srikandhi

WAYANG
WAYANG
     cerita wayang



                                 SRIKANDHI



Raden Srikandhi Krama

 Puteri Prabu Drupada yang kedua adalah Srikandi. saya heran dengn nama ini, mengapa memakai nama kandhi. Kandhi menurut saya, kalau tidak salah, juga nama Kandhi juga dimiliki oleh Arjuna, setelah mendapat kutukan Dewi Urwasi, maka ia menjadi banci, ia dinamakan Kandhi Wrehatnala. Untuk itu kami menarik kesimpulan, kata "kandhi"adalah banci. Maka ada pengarang cerita wayang dalam penyebutan nama Srikandhi, menjadi Srikandini, Cerita Srikandhi  memang ada dalam berbagai versi.

Pada waktu ibu Srikandhi seda\ng hamil, ayahandanya menghendaki anak yanmg dikandung istrinya adalah laki laki.laki, sedangkan janin yang ada dalam kandungan adalah perempuan. Dewa pun memberitahu kepada Drupada, bahwa permohona Drupada akan menmdapatkan anak laki akan dipenuhi dewa. Namun setelah kelahirannya,  ternyata anak itu seorang perempuan. Drupada kesewa. Dewa pun memberi tahu lagi bahwa setelah Srukandhi dewasa, kemudian kawinkan  dengan seorang wanita, maka kewanitaannya akan berubah menjadi seorang laki laki. Karena sudah jelas wangsit dewa, maka sejak kelahiran Srikandhi, dianggap seorang laki laki. Pakaiannya juga laki laki, sehingga seisi istana tahunya Srikasndi adalah laki laki.

Srikandhi juga sudah di beri tahu masalahnya ol;eh ayah ibunya. Sehingga Srikandhi betul betul menjaga kerahasiaannya. Sampailah pada usia dewasa, Prabu Drupada berkeinginan berbesanan dengan Prabu Hiranyawarman dari Kerahaan Darsana..Agar tidak berkepanjangan  cerita ini, saya langsungkan keduanya telah menikah. Rsden Srikandhi menikah dengan seorang gadis cantik puteri Hiranyawati, puteri Prabu Hirabyawan dari Kerajaan Darsana, Acara berlangsung meriah. Namun setelah menikah, Srikandhi jadi murung. Berhari hari dan berminggu minggu, belum juga Srikandhi berduaan dengan istrinya, Sehingga Dewi Hirabyawati nenangis tak kuat lagi tinggal di Pancala. Hiranyawari pun pulang ke Kerajaan Darsana. Srikandhi kemudian meninggalkan kerajaan Pancala,. Sampailah ia di sebuah pertapaan seorang pendita raksasa bernama Stuna ("Mahabharata" oleh RA.Kosasih), Kebetulan Stuna sedang tapa ngrame. Tapa ngrame adalah akan memenuhi semua permintaan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Nasib sial mungkin, kali ini ketemu dengan Srikandhi. Stuna terkejut, mendengar permintaan aneh dari Srikandhi, Srikandhi minta bertukar alat kelamin, Tetapi mungkin karena sudah kehendak dewa, maka keduanya bersimpuh memohon dewa agar terkabul permohonannya. Dewa mengabulkan Stuna menjadi wanita, dan Srikandhi menjadi seorang laki laki. Tetapi Stuna tidak mau melepaskan Srikandhi dahulu, Stuna minta agar Seikandhu mau berjanji kelak waktu kapanpun, Srikadi harus mengembalikan kelamin Stuna, Stuna  minta agar Srikandhi mau berjanji akan mengembalikan. Srikandhi berjanji akan mngembalikan  kalau ia sudah meninggal. Stunapun setuju. Srikandu langsung pergi ke Kerajaan Darsana dan mengajak pulang istrinya kembali  ke Pancala, Kini Srikandhi hidup bahagia bersama Dewi Hiranyawati,

Versi lain menceritakan, bahwa Srikandhi terlahir sebagai  laki laki, tetapi karena ia titisan Dewi Amba, maka Srikandhi walaupun seotang laki laki, namun kenes dan kemayu seperti seorang wanita. Versi ini kami dapat waktu menonton film India, "Mahabharat".

Sedangkan Dewi Srikandhi, di Indonesia, tepatnya di Jawa, Srikandhi dilahirkan sebagai bayi perempuan. yang setelah  dewasa pun  Srikandhi tetap menjadi seorang wanita. Bahkan ia menjadi istri Arjuna. 


Srikandhi Meguru Manah “ (Srikandi belajar memanah) dan
“Srkandhi Edan” (Srikandhi Gila)

Srikandhi seorang gadis remaja, yang cantik jelitas. Banyak para jejaka satria dari negara negara luar  datang ingin melamar dewi Srikandhi,, diantaranya Prabu Jungkungmardeya dari Negeri Paranggubarjo Sanpai sampai Pandita Durna pun datang melamarnya. Karena kebingungan, menjadikan  Srikandhi  lari dari istana, dan menemui Arjuna, Srukandhi memang jatuh cinta dengan Arjuna sejak Arjuna mengikuti sayembara Gandamana, dimana Arjuna mengikuti Sayembara memanahnya, Srikandhi merasa senang ada alasan ingin belajar memanah. Arjuna pun dengan senang hati menerima kedatangan Srikandhi  belaajar memanah, kesempatan bagi Arjuna untuk mencuri hati Srikandhi,demikian pula Srikandhi merasakan hangat apabila dekat dengan Arjuna. Hal itu menjadikan istri Arjuna, yang bernama Sembadra nenjadi cemburu dan  sakit hati. Iapun mekaporkan keberadaan Srikandhi di Madukara kepada, kakaknya Srikandhi, yaitu Drupadi. Drupadi pun datang, Srikandhi dihajarnya, Drupadi mnganggap kehadiran Srikandhi di Madukara, merupakan perbuatan wanita yang tidak baik, melanggar kesusilaam dan merusak pager ayu, merusak rumah tangga orang lain. Srikandhi pun pulang dengan kemarahan dan kebencian, sedangkan   jiwa Srikandhi  masih dalam keadaan yang masih labil, menjadikan kehilangan kesadaran. Ia menjadi gila. Ia melepas seluruh pakaian puteri raja, Ia memakai baju biyung emban, memakai bedak dari wedak adem, sehingga wajahnya menjadi pating clemot. Dan ia menambahkan bunga bunga besar disanggulnya, Biyung emban sudah tidak bisa menolong gustinya. Srikandhi kadang kadang menangis, kadang kadang ketawa, Dan melonjak lonjak seperti orang kesurupan. Ketika mbok emban menarik tangan Srikandhi, Srikandhi mberot melepaskan diiri dan lari dari istana, membikin seisi istana panik. Mendengar kabar adiknya, Srikandhi hilang akalnya, Dewi Drupadi meminta Arjuna bertanggung jawab. Arjuna harus mencari Srikandhi dan dibawa pulang ke Pancala. Arjuna pun berangkat mencari Srikandhi bersama dengan para punakawan, Semar, Gareng, Petruj dan Bagong. Merekapun bertemu dengan Srikandhi yang sedang menangis, dan di tonton anak anak kecil. Arjuna menyadarkan Srikandhi, namun Srikandhi makin menjadi jai, ia meloncat loncat dan menari nari, dan biasanya dalam panggung wayang, musiknya gamelan reog. Menjadikan Srikandhi tambah gila. Ia menari nari seperti kesurupan. Setelah kecapekan, Srikandhi, baru sadar dan ia senang sekali Arjuna ada di dekatnya. Srikandhi tidak mau melepaskan pelukannya. Akhirnya Arjuna berhasil membawa kembali ke Pancala, dengan syarat, Arjuna mau mengikuti sayembara yang aakan diadakam pleh Srikandhi. Arjuna dengan senang akan mengikutinya, Sesampai di Istana Pancala. Arjuna menyerahkan Srikandhi kepada kedua orang tuanya. Srikandhi akhirnya berujar, siapa saja yang bisa mermindahkan taman Maerakaca dari Kahyangan Cakrakembang ke Panncala, dan Srukandhi minta mahar, seperti yang diminta Wara Sembadrawaktu akan menikah dengan Arjuna, minta 40 puteri domas,dampar kencana dari kahyangan,100 ekor kebo ndanu kaki pancal panggung dengan pengembalanya raksasa bajang,dan gamelan lokananta dari Kahyangan, Permintaan Srikandhi dipenuhinya. Raja mengumumkan sayembara pada raja raja yang telah hadir beberapaa hari yang lalu, menunggu keputusan raja. Banyak raja raja, serta para satria, juga para Pendita, termasuk pendita Durna tidak bisa memenuhinya, pulanglah mereka ke negara masing masing.

Hanya tinggal satu, seorang raja dari Paranggubarjo yaiyu Prabu Jungkungmardeya, yang masuk menyelinap ke dalam kraton Pancala. Arjuna akhirnya naik ke kahyangan, Arjuna menemui Batara Kamajaya, Arjuna ininta bantuannya agar Bathara Kamajaya dapat memberikan taman Maerakaca dan memindahkannya  ke Negeri Pancala.

Akhirnya Arjuna memenangkan sayembara Srikandhi. Ketika akan menemui Srikandhi, Srikandhi tak ada di tempat. Arjuna memakai minyak Jayengkaton. Arrjuna melihat penculiknya sedang membawa lari Srikandhi, terjadilah perkelahian antara Arjuna dan Prabu Jungkungmardeya, Dalam perkelahian, Prabu Jukungwardaya pum tewas.Patih yang setya ,yaitu Patih Joyosudargo ikut belapati,  dan ia pun tewas oleh Arjuna.

Acara pernikahan Arjuna dan Srikandhi pun dikaksanakan, Semua bahagia, kecuali Sembadra yang sakit hati melihat suaminya bersanding dengan orang lain.

Dewi Srikandi sebagai titisan dewi Amba, dalam perang Baratayudha, melawan Bisma sang Dewabrata, unggul jurit,  sang Bisma pun roboh, terkena anak panah Srikandi, Ardadedali.yang disusuli paanah Pasopati Arjuna, mematuk panmah Ardadedali, yang kelihatan lemah,Sehingga panah Srikandi sangat kuat dan menancap di tubug sang Bisma. Kepahlawanan Srikandi harus dibayar dengan nmahal,  dengan tewasnya Srikandi oleh Aswaatama, sewaktu Srikandi masih tidur lelap.***